ESA Ilustrasi sistem CAMDASS
European Space Agency (ESA) mengembangkan peranti pintar bernama Computer Assisted Medical Diagnosis and Surgery System (CAMDASS) yang memungkinkan seorang amatir melakukan pembedahan tanpa menempuh pendidikan spesialis dokter bedah.
CAMDASS adalah peranti yang berbasis augmented reality. Peranti ini dilengkapi dengan kamera yang dikenakan di muka. Dengan peranti ini, pengguna mendapatkan tutorial cara membedah. Sistem memberikan tanda di sejumlah bagian tubuh dan menyajikan informasi penanganannya.
Prototipe dari alat ini telah dikembangkan untuk diagnosis lewat ultrasonografi (USG). CAMDASS dihubungkan ddengan perangkat USG dan kamera di muka. Sistem akan memberikan citra 3D tentang bagaimana harus memakai peralatan serta memberi rujukan hasil USG.
Sukarelawan yang terlibat dalam uji coba menuturkan bahwa mereka bisa melakukan tugas rumit sendiri.
Arnaud Runge, insinyur biomedis yang terlibat proyek ini, mengungkapkan, "Berdasarkan pengalaman ini, kami akan mengembangkan sistem yang lebih baik, misalnya mengurangi berat yang dikenakan di kepala serta ukuran besar prototipe."
Dikutip situs Discovery, Rabu (15/2/2012), Runge menambahkan, "Sekali mencapai kematangan, sistem ini bisa digunakan juga untuk sistem telemedis untuk menyediakan asistensi medis bagi daerah terpencil via satelit. Ini juga bisa digunakan sebagai alat yang cukup mumpuni untuk respons darurat."
Dengan alat ini, Anda mungkin bisa menjadi dokter dadakan yang menolong seseorang ketika sedang mendaki gunung atau berada di daerah terpencil. Tetapi, salah satu tujuan ESA adalah memberikan layanan mendasar soal medis pada astronot.
Sumber :
DISCOVERY - kompas.com
European Space Agency (ESA) mengembangkan peranti pintar bernama Computer Assisted Medical Diagnosis and Surgery System (CAMDASS) yang memungkinkan seorang amatir melakukan pembedahan tanpa menempuh pendidikan spesialis dokter bedah.
CAMDASS adalah peranti yang berbasis augmented reality. Peranti ini dilengkapi dengan kamera yang dikenakan di muka. Dengan peranti ini, pengguna mendapatkan tutorial cara membedah. Sistem memberikan tanda di sejumlah bagian tubuh dan menyajikan informasi penanganannya.
Prototipe dari alat ini telah dikembangkan untuk diagnosis lewat ultrasonografi (USG). CAMDASS dihubungkan ddengan perangkat USG dan kamera di muka. Sistem akan memberikan citra 3D tentang bagaimana harus memakai peralatan serta memberi rujukan hasil USG.
Sukarelawan yang terlibat dalam uji coba menuturkan bahwa mereka bisa melakukan tugas rumit sendiri.
Arnaud Runge, insinyur biomedis yang terlibat proyek ini, mengungkapkan, "Berdasarkan pengalaman ini, kami akan mengembangkan sistem yang lebih baik, misalnya mengurangi berat yang dikenakan di kepala serta ukuran besar prototipe."
Dikutip situs Discovery, Rabu (15/2/2012), Runge menambahkan, "Sekali mencapai kematangan, sistem ini bisa digunakan juga untuk sistem telemedis untuk menyediakan asistensi medis bagi daerah terpencil via satelit. Ini juga bisa digunakan sebagai alat yang cukup mumpuni untuk respons darurat."
Dengan alat ini, Anda mungkin bisa menjadi dokter dadakan yang menolong seseorang ketika sedang mendaki gunung atau berada di daerah terpencil. Tetapi, salah satu tujuan ESA adalah memberikan layanan mendasar soal medis pada astronot.
Sumber :
DISCOVERY - kompas.com